Sistematika Isi dan Sistematika Penulisan
Olèh: Yusni Tria Yunda.
Pengertian Robbun (Istilah Penyanyi tersurat hearts Suroh an_Naas, DENGAN Bentuk kara kata: 'Robbinnaas' (Tuhan (nya) Manusia), Yaitu:. Pengatur.
Apabila diterapkan Ke hearts Suatu peryataan tertulis, memerlukan seperangkat Kesepakatan Mengenai Cara memahaminya (membaca Tulisan tersebut), selain also Kesepakatan Mengenai Cara menuliskannya Jadi, Aturan -. Aturan Penulisan, ta lain Hanyalah Suatu hasil temuan Kesepakatan Dari sekumpulan pengguna.
Sekumpulan Kesepakatan Yang Telah disepakati Menjadi Aturan - Aturan, apabila Belum disistematiskan (Aturan - Aturan Yang di_manage Dan disetujui pengaturan Terhadap Aturan - Aturan Itu adalah pengubahan yang tidak ada, menjadi tidak terprogram, dan terbuka, bersatu dengan sistematika.
Tanpa ada kesepakatan, maka cara-cara yang dilakukan dari masing-masing pihak, dan pesan akan memiliki pemaknaan yang berlainan maksud dengan pihak yang menulis, apalagi dengan sesama pemba ca. Ini jika dituliskan, apalagi kalau ta dituliskan.
Maka, zaman mencampur manusia telah_lagi mengenal dan menggunakan tulisan, adalah penting. Tulisan yang kemudian disandakan sebagai penanda dimulainya zaman sejarah, era serba pra_sejarah.
Perlukah kita pertanyakan: apakah Islam pada zaman Nabi Muhammad adalah pernah_lagiarus zaman sejarah, olèh sebab al_Qur`an dituliskan dan disusun pada zaman setelah Rosululloh wafat, bukan pada masa beliau masih hidup di antara merèka ?.
Pendapat penulis: pra_sejarah disejancar teksnya olèh zaman sejarah, Berlin merupakan bagian dari sejarah. Dan dengan demikian: zaman sebelum sejarah ditulis, belum tentu diartikan sebagai zaman pra_sejarah.
Contoh dari film ini adalah al_Baqoroh ayat ke-281 - 283, dan banyak lagi. Salahsatu petunjuk dalam ayat - ayat ini adalah untuk melakukan pencatatan atas transaksi - transaksi yang terjadi secara kontinyu.
Maka, muncullah penekan, karena ini yang mutakhir.
Ke-1.
Berdasarkan himbauan yang berisi dalam ayat - ayat al_Baqoroh ini, yakinkah kita, yaitu: Rosululloh Muhammad adalah laki-laki yang tuna_aksara, namun menghimbau kepada ummatnya sesuatu yang beliau sendiri atau sebelumnya (menulis, menulis) ?.
Ke-2.
Apakah dia juga tahu, siapa saja yang memiliki kebebasan bertransaksi, yang memungkinkan sebagian atau semua bisnis yang telah digunakan untuk membaca_tulis ?.
Apakah asumsi ke-2 ini dibantah, apakah itu berarti bahwa al_Qur`an pada ayat - ayat tersebut adalah salah sasaran? (Rosululloh mendakwahkan al_Qur`an yang diterimanya dalam bentuk qolam itu kepada siapa, dan agar dilaksanakan olèh siapa?. Tentulah bagi ummat manusia, dan yang terdekat adalah para shohabatnya).
Penulisan sejarah yang dibuat madli (seperti tata bahasa masa lampau) dari peristiwa sejarah, namun sangat diperlukan. Sebab, 1 detik yang telah berlalupun, telah menjadi sumber pada detik ini, meskipun belum dituliskan, dan akan dituliskannya detik ini.
Kesepakatan adalah keteraturan dalam teks waktu, dengan demikian menjadi penting. Sistematisasi terhadap dimènsi waktu, adalah bentuk-bentuk khas dari buah masa (Suroh al_Ashr).
Apa yang disistematiskan dalam Suroh al_Ashr, adalah semacam tahapan - tahapan yang menghindarkan manusia dari kerugian, yaitu: agar menjadi orang beriman (aamanu), melakukan shoolih, saling mengabarkan kebenaran, dan agar saling mewasiati keshobaran.
Penulis berpendapat, yaitu: 4 poin dalam al_Ashr berikut sebagai sistematika isi ayat, yang perlu diatur dalam usaha manusia mendekatkan diri kepada Alloh. Pengaturan susunan tahapan rédaksional makna dari suroh itu demikian. Artinya: Alloh sebagai Robbun (pengatur), telah mengatur urutan tahapan - tahapan tadi.
Sebagai sistematika pembelajaran dan penyusunan al-qur'an, adalah tida ketentuan secara umum yang didedikasikan yang tèknisnya diatur olèh Alloh dalam kapasitasNya sebagai Malik (pengertian kara kata ke-2 setelah 'Robbun' dalam suroh yang sama (an_Naas)).
Dengan demikian, sehubungan tida ditentukan berdasarkan tuntutan tèknis tertentu dari Alloh dalam kapasitasNya sebagai Malik, ataupun sebagai Robbun, maka beberapa kewenangan diterima olèh para shohabat Rosul, guna menuliskan al_Qur`an dan menyusunnya berdasarkan kodeufikasi tertentu yang disepakati olèh beliau - beliau pada zamannya.
Mèmang, masih ada beberapa hal yang akan penulis ungkapkan secara jahar_tertulis ini, dan justru semakin penulis mencobanya, penulis
jadi perasaan semakin benarnya perumpamaan bahwa: Jika seluruh pohon di bumi berarti sebagai pena, dan udara laut menjadi tinta, ta akan cukup guna menuliskan ilmu Alloh.
Pengertian Robbun (Istilah Penyanyi tersurat hearts Suroh an_Naas, DENGAN Bentuk kara kata: 'Robbinnaas' (Tuhan (nya) Manusia), Yaitu:. Pengatur.
Apabila diterapkan Ke hearts Suatu peryataan tertulis, memerlukan seperangkat Kesepakatan Mengenai Cara memahaminya (membaca Tulisan tersebut), selain also Kesepakatan Mengenai Cara menuliskannya Jadi, Aturan -. Aturan Penulisan, ta lain Hanyalah Suatu hasil temuan Kesepakatan Dari sekumpulan pengguna.
Sekumpulan Kesepakatan Yang Telah disepakati Menjadi Aturan - Aturan, apabila Belum disistematiskan (Aturan - Aturan Yang di_manage Dan disetujui pengaturan Terhadap Aturan - Aturan Itu adalah pengubahan yang tidak ada, menjadi tidak terprogram, dan terbuka, bersatu dengan sistematika.
Tanpa ada kesepakatan, maka cara-cara yang dilakukan dari masing-masing pihak, dan pesan akan memiliki pemaknaan yang berlainan maksud dengan pihak yang menulis, apalagi dengan sesama pemba ca. Ini jika dituliskan, apalagi kalau ta dituliskan.
Maka, zaman mencampur manusia telah_lagi mengenal dan menggunakan tulisan, adalah penting. Tulisan yang kemudian disandakan sebagai penanda dimulainya zaman sejarah, era serba pra_sejarah.
Perlukah kita pertanyakan: apakah Islam pada zaman Nabi Muhammad adalah pernah_lagiarus zaman sejarah, olèh sebab al_Qur`an dituliskan dan disusun pada zaman setelah Rosululloh wafat, bukan pada masa beliau masih hidup di antara merèka ?.
Pendapat penulis: pra_sejarah disejancar teksnya olèh zaman sejarah, Berlin merupakan bagian dari sejarah. Dan dengan demikian: zaman sebelum sejarah ditulis, belum tentu diartikan sebagai zaman pra_sejarah.
Contoh dari film ini adalah al_Baqoroh ayat ke-281 - 283, dan banyak lagi. Salahsatu petunjuk dalam ayat - ayat ini adalah untuk melakukan pencatatan atas transaksi - transaksi yang terjadi secara kontinyu.
Maka, muncullah penekan, karena ini yang mutakhir.
Ke-1.
Berdasarkan himbauan yang berisi dalam ayat - ayat al_Baqoroh ini, yakinkah kita, yaitu: Rosululloh Muhammad adalah laki-laki yang tuna_aksara, namun menghimbau kepada ummatnya sesuatu yang beliau sendiri atau sebelumnya (menulis, menulis) ?.
Ke-2.
Apakah dia juga tahu, siapa saja yang memiliki kebebasan bertransaksi, yang memungkinkan sebagian atau semua bisnis yang telah digunakan untuk membaca_tulis ?.
Apakah asumsi ke-2 ini dibantah, apakah itu berarti bahwa al_Qur`an pada ayat - ayat tersebut adalah salah sasaran? (Rosululloh mendakwahkan al_Qur`an yang diterimanya dalam bentuk qolam itu kepada siapa, dan agar dilaksanakan olèh siapa?. Tentulah bagi ummat manusia, dan yang terdekat adalah para shohabatnya).
Penulisan sejarah yang dibuat madli (seperti tata bahasa masa lampau) dari peristiwa sejarah, namun sangat diperlukan. Sebab, 1 detik yang telah berlalupun, telah menjadi sumber pada detik ini, meskipun belum dituliskan, dan akan dituliskannya detik ini.
Kesepakatan adalah keteraturan dalam teks waktu, dengan demikian menjadi penting. Sistematisasi terhadap dimènsi waktu, adalah bentuk-bentuk khas dari buah masa (Suroh al_Ashr).
Apa yang disistematiskan dalam Suroh al_Ashr, adalah semacam tahapan - tahapan yang menghindarkan manusia dari kerugian, yaitu: agar menjadi orang beriman (aamanu), melakukan shoolih, saling mengabarkan kebenaran, dan agar saling mewasiati keshobaran.
Penulis berpendapat, yaitu: 4 poin dalam al_Ashr berikut sebagai sistematika isi ayat, yang perlu diatur dalam usaha manusia mendekatkan diri kepada Alloh. Pengaturan susunan tahapan rédaksional makna dari suroh itu demikian. Artinya: Alloh sebagai Robbun (pengatur), telah mengatur urutan tahapan - tahapan tadi.
Sebagai sistematika pembelajaran dan penyusunan al-qur'an, adalah tida ketentuan secara umum yang didedikasikan yang tèknisnya diatur olèh Alloh dalam kapasitasNya sebagai Malik (pengertian kara kata ke-2 setelah 'Robbun' dalam suroh yang sama (an_Naas)).
Dengan demikian, sehubungan tida ditentukan berdasarkan tuntutan tèknis tertentu dari Alloh dalam kapasitasNya sebagai Malik, ataupun sebagai Robbun, maka beberapa kewenangan diterima olèh para shohabat Rosul, guna menuliskan al_Qur`an dan menyusunnya berdasarkan kodeufikasi tertentu yang disepakati olèh beliau - beliau pada zamannya.
Mèmang, masih ada beberapa hal yang akan penulis ungkapkan secara jahar_tertulis ini, dan justru semakin penulis mencobanya, penulis
jadi perasaan semakin benarnya perumpamaan bahwa: Jika seluruh pohon di bumi berarti sebagai pena, dan udara laut menjadi tinta, ta akan cukup guna menuliskan ilmu Alloh.
Comments
Post a Comment