Prinsip Segitiga dalam Menyusun Sekumpulan Data

Olèh: Yusni Tria Yunda.

Artikel ini penulis isbatkan pada NA: guna menjadi bagian sunnat dari kifarat penulis atas tindakan taqrobuzzina dalam aytem periodeu 2012 hingga 2015 Masèhi.

Dihadapkan pada kondisi-kondisi yang terbatas, maka diharapkan pemikiran ini dapat membangun suatu Dasar Pemikiran dari DATA* yang telah ada.

Dengan memahami adanya spèsifikasi dari sudut pandang dengan kecenderungan adanya selisih jarak di antara suatu sudut pandang dengan satu prinsip dari suatu variabel bèbas, sebenarnya secara bukan langsung merupakan lahan pengujian pula bagi variabel terikatnya, yaitu guna mengetahui kadar kedekatan kecenderungannya, apakah lebih dekat dengan salahsatu komponèn dari variabel bèbas, ataukah konsistèn dalam posisinya sebagai sesuatu yang cenderung tetap, ditinjau dari sudut pandang tersebut?.

Hal ini dapat dimengerti, sehubungan:

1. Setiap lènsa mata tentunya memerlukan selisih_jarak-selisih_jarak tertentu di antara kedudukan posisi beradabnya lènsa mata dengan kedudukan posisi suatu objèk yang lagi dilihatnya guna ditinjau.

2. Agar dapat meninjau suatu kedudukan dari suatu posisi objèk, diperlukan kehadiran objèk lainnya (ke-2 dan seterusnya) pada posisi tertentu namun tetap berada pada jangkauan penginderaan lènsa mata pada saat yang bersamaan dengan penglihatan lènsa mata terhadap objèk pertama. Ini menjadi suatu pandangan segitiga, antara 1 Subjèk dengan 2 Objèk. Setelah kedua objèk dalam posisinya masing-masing berada pada jangkauan penglihatan, barulah dapat ditinjau kara-kara yang ditampilkan dari gejala berpadunya dua objèk atau lebih objèk-objèk pada suatu kejadian penglihatan yang sama. Inilah peninjauan yang penulis maksudkan, yaitu objèk-objèk adalah variabel terikat dan variabel bebas sebagai satu pakèt objèk yang ditinjau olèh suatu subjèk dengan menggunakan suatu sudut pandang.

3. Sangat besar kemungkinan, bahwa suatu sudut pandang yang lagi digunakan mempunyai beberapa kaidah hukum logikanya sendiri dalam mengumpulkan suatu hasil peninjauan atas dua objèk ataupun lebih. Kaidah-kaidah hukum logika yang lagi dipunyai olèh suatu subjèk dalam suatu posisi sudut pandang, adalah caranya dalam meninjau objèk-objèk termaksud, yang mana pembayangan-pembayangan hubungan ini dapat disebut sebagai asumsi, ataupun: 'pengandaian semuanya terlihat'.

3. Kemudian, setelah muncul asumsi, subjèk melihat secara lebih ditèil objèk-objèk yang tampil dalam sudut pandangnya, dan ketika ternyata subjèk menemukan suatu temuan khusus yang munculnya dari satu objèk yang lagi dilihatnya, maka temuan khusus ini menjadi suatu kara khusus yang mana subjèk akan memperlakukannya sebagai daya tarik bagi dirinya dalam sudut pandang ini.

4. Daya tarik yang lahirnya dari suatu objèk yang ditemukan olèh subjèk, menjadikan suatu variabel bèbas menjadi mempunyai karakteristik khusus, yang mana karakteristik khusus inilah yang dapat membèdakannya dengan beberapa kemungkinan pilihan subjèk terhadap beberapa calon objèk yang akan dijadikannya sebagai suatu variabel bèbas.

Tanpa adanya daya tarik khusus, maka pemilihan variabel bèbas sebagai suatu objèk yang dilihat olèh subjèk guna dijadikan sebagai variabel dari suatu penelitian adalah kurang mempunyai dasar logis, cenderung asal, dan mengabaikan azas: 'apik, telik, pinilih'.**


Rèferènsi:
* DATA, dalam artikel ini penulis maksudkan sebagai 'Dedeg Amal Tarèkah Akal', yaitu kara-kara informasi dari apa-apa yang telah dialami melalui pemaknaan-pemaknaan pemikiran.

** https://m.facebook.com/notes/yusni-tria-yunda/perjuangan-kasta-sangkuriang/10150101653001502/ .

Kalimat ini pernah dipublikasikan dalam mèdia sosial Facebook menggunakan akun terdahulu penulis, namun pada saat memposting catatan tersebut, penulis menyètingnya bagi teman-teman penulis yang berteman dalam akun terdahulu saja, sehingga bagi akun-akun yang belum berteman, akan belum kasat mata melihatnya. Namun inilah prinsip keadilan bagi pemikiran penulis, yaitu guna memberikan aksès yang seharusnya kepada para 'sènior' yang telah terlebih dahulu kenal dengan penulis, daripada yang belakangan baru mengenal penulis. Meskipun demikian, di sisi lain, semua mempunyai aksès ke sini, meskipun belum semuanya diberikan aksès menuju sumbernya langsung, melainkan dapat secara menghubungi jejaring, yang mana maknanya adalah berteman terlebih dahulu dengan teman penulis (para sahabat penulis) dalam mèdia sosial yang seaplikasi secara apik. Bagitulah distribusi kelayakan dapat kita pikirkan bersama guna keadilan.

Apabila hendak melakukan perèferènsian dari suatu alamat akun Facebook yang terdahulu, ke dalam suatu blogspot, sedangkan akun yang terdahulu itu DATAnya berada dalam kategorisasi "notes" (Catatan), yang mana pada aplikasi Facebook terbaru saat ini mungkin telah ditiadakan fasilitas guna melihat catatan, maka berikut ini penulis sampaikan beberapa langkah guna dapat mengaksès kembali sekaligus merèferènsikan apa saja langkah yang telah penulis lakukan dalam pekerjaan mengutip sumber rèferènsi dalam kasus seperti ini.

Guna dapat mengaksès DATA dari aplikasi #Fb yang berbentuk catatan, maka jangan masuk Facèbook dari aplikasi Facèbook biasanya, penulis dalam Mètodeu Trial and Error ini mengaksèsnya melalui wèbsite, dengan Search Engine Google Chrom: ketik 'facebook.com' pada kolom_baris isian 'https:...'.


Kemudian klik akun yang akan digunakan sebagai akun tunggal (kalau dalam upaya tunggalisasi seperti yang lagi penulis lakukan ini, seandainya mengalami kebanyakan akun Fb yang akan dimutasikan data-datanya dari akun lama ke akun terbaru), jangan dari akun yang lama.


Ketikan Kata Sandi akun yang baru.


Atau guna lebih mudahnya, dapat dilihat tayangan berikut:, namun sebelum melihat vidio, penulis memberitaukan terlebih dahulu kapasitas "byte" dari fail vidio ini, agar disesuaikan keperluan.






Apabila tanpa melihat vidio, guna mendapatkan èsènsi dari data rèferènsi yang sama namun berbiaya kuota lebih sedikit, serta dapat diunggah ataupun diskrinsut ulang apabila sewaktu-waktu diperlukan, maka berikut ini penulis tampilkan rincian gambar manualnya:


(...) Adapun guna lebih èfisèn lagi, maka penulis menyajikan 3 foto gambar saja, yang mana masing-masing foto terdiri_dari 4 gambar foto, sebagai berikut:




Demikian artikel ini penulis buat, dalam upaya mobilisasi status sosial di mèdia sosial, sebagaimana judul rèferènsi ke-2 yang memuat kutipan tersebut.


SELANJUTNYA:

Apakah Heuristik Sama Dengan Probing Dalam Prosès Pengumpulan Data? (Artikel lagi dalam prosès produksi).

Comments